Sign up for PayPal and start accepting 
credit card payments instantly.
Selamat Datang di Tipitaka Pali

Google
 

Saturday, March 24, 2007

MAHA SAMAYA SUTTA

Demikian telah saya dengar,
Pada suatu ketika Sang Bhagava bersama sekelompok besar bhikhu sangha yang berjumlah lima ratus bhikkhu yang semuanya arahat 1) berada di Mahavana di daerah suku Sakya di Kavilavatthu.

Dan para dewa dari sepuluh ribu tata surya 2) datang kesana mengunjungi Sang Bhagava dan Bhikkhu Sangha.

2. Ketika itu ada empat dewa alam Suddhavasa 3 ) berpikir : “Sekarang, Sang Bhagava dengan sekelompok besar bhikkhu sangha yang berjumlah lima ratus bhikkhu yang berjumlah lima ratus bhikkhu yang semuanya arahat di Mahavana, didaerah suku sakya di Kapilavatthu. Dan para dewa dari sepuluh ribu tat-surya datang kesana untuk mengunjungi Sang Bhagava dan bhikkhu Sangha. Bukankah sebaiknya kita juga mengunjungi beliau, dan masing-masing kita mengucapkan sebuah syair di depannya?”.

3. Maka para dewa itu, bagaikan seorang yang gagah perkasa merntangkan tangannya atau perapatkan tangannya yang telah direntangkan, lenyap dari alam Suddhavasa dan muncul di depan Sang Bhagava. Mereka menghormat Beliau dan berdiri di samping. Dan dengan berdiri demikian, salah seorang dewa dari para dewa itu mengucapkan syair ini kepada Sang Bhagava: “Pertemuan besar di hutan Para dewa pun datang berkumpul, Kamipun datang untuk menyaksikan pertemuan agung dari Bhikkhu Sangha yang tidak terkalahkan4).” Dan dewa yang lain mengucapkan syair ini kepada Sang Bhagava : “Di sana para bhikkhu memusatkan pikiran mereka,meluruskan batin mereka. Pandai bagaikan kusir yang memegang tali-kekang, mereka menjaga inderianya.” Dewa yang lainm mengucapkan syair ini kepada Sang Bhagava : “ Semua rintangan telah dihancurkan, tiang pun dicabut, mereka berjalan dalam kesucian, tanpa noda, dengan mata yang terang. Bagaikan gajah-gajah yang telah terlatih baik.” Lalu, dewa yang lain mengucapkan syair ini kepada Sang Bhagava: “Mereka yang terlindung pada buddha tidak akan terlahir di alam yang menyedihkan, setelah meninggalkan kehidupan manusia, mereka akan terlahir kembali di alam surga.”

4. Kemudian Sang Bhagava bersabda kepada para bhikkhu : “Para bhikkhu, hampir semua dewa dari sepuluh ribu tat-surya datang kesini untuk melihat Sang Tathagata dsan bhikkhu sangha. Di masa yang lampau, para dewa sebanyak inipun mengunjungi para arahat samma sambuddha yang muncul pada masa yang akan datang. Para bhukkhu saya akan menerangkan kepada kamu, nama dari para dewa, Saya akan uraikan nama mereka, Saya akan nyatakan nama mereka. Dengarkanlah dan perhatikan sungguh-sungguh kata-kata-ku.” “Baiklah, Bhante, jawab para bhikkhu. Dan Sang Bhagava bersabda:

5. Saya akan mengucapkan seloka; di alam manapun kamu akan bertemu dengan para dewa, tetapi mereka akan tinggal di lereng-lereng gunung, duduk dengan batin bwersih dan terlatih. Bagaikan singa-singa yang terbaring dengan tenang, telah menaklukkan ketakutan yang mencekam, dengan pikiran yang jernih, luhur, tenang dan suci. Lebih dari lima ratus bhikkhu yang di ketahui berada di hutan dekat Kapilavatthu. Kepada siswa-siswa yang menyenangi kata-kata-nya, Sang Guru bersabda: “Para bhikkhu, ketahuilah: para dewa tenang. Meraka berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendengar Buddha Sasana 1).”

6. Dalam diri mereka muncul pengetahuan yang tak nampak oleh manusia biasa. Ada yang dapat melihat seratus dewa, seribu dewa, ada yang dapat melihat tujuh puluh ribu dewa, dan ada pula yang dapat melihat jumlah dewa yang tidak dapat dihitung banyaknya disekelilingnya. Setelah diundang oleh Cakkkhuma 2) mereka semua melihat dan mengerti. Kepada sisiwa-siswa yang menyenangi kata-kata-nya, Sang guru bersabda: “Para bhikkhu ketahuilah, para dewa datang!”Seperti apa yang telah saya uraikan, uraikanlah itu secara sistimatis.”

7. Tujuh ribu yakkha dari bumi kapilavatthu. Yang sakti, menarik dilihat dan gemilang. Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu. Enam ribu yakkha dari Himalaya dengan bentuk tubuh yang indah, Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang datang dengan gembira kehutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu. Tiga ribu yakkha dari Satagiri dengan bentuk tubuh yang indah Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang. Datang dengan gembira ke hutan belukar untukmenyaksikan pertemuan para bhikkhu. Jadi, ada enam belas ribu yakkha dengan bentuk tubuh yang indah Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang. Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.

8. Lima ratus yakkha dari Vessamita dengan bentuk tubuh yang indah, Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang. Datang dengan gemilang kehutan belukar untuk menyaksikan pewrtemuan para bhikkhu. Kumbhira yang tinggal di gunung Vepulla di Rajagajah dengan disertai seratus ribu pengikutnya mereka datang semua ke hutan.

9. Raja Dhataratta penguasa para penjuru timur Maha raja pemimpin para Gandhabba, disertai para pengikutnya yang terpuji, yang memiliki patra banyak dan perkasa, yang semuanya bernama Inda, Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang. Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu. Raja Virulha penguasa penjuru selatanMaharaja pemimpin para Kumbhanda, disertai para pengikutnya yang terpuji, yang memiliki putra banyak dan perkasa, yang semuanya bernama Inda, Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu. Raja Virupakkha penguasa penjuru barat, Maharaja pemimpin para Naga, disertai para pengikutnya yang terpuji, yang memiliki putara banyak dan perkasa, yang semuanya bernama Inda, Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuaan para Bhikkhu. Raja Kuvera pengusa penjuru utara, Maharaja pemimpin para Yakkha, disertai para pengikutnya yang terpuji, yang memiliki putra bayak dan perkasa yang semuanya bernama Inda, Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu. Empat maharaja menerangi alam sekeliling dengan sinar tubuh mereka.
Berdiri diempat penjuru di hutan Kapilavatthu.
Raja Dhatarattha menyinari sebelah timur.
Raja Virulha menyinari di sebelah selatan
Raja Virupakkha menyinari sebelah barat.
Raja Kuvera menyinari sebelah utara.

10. Bersama mereka ikut pula para pengikut mereka yang akhli sihir, dan pintar berperan, yaitu : Maya, Kutendu, Vetendu, Vitu, Vitucca, candana Kamasettha, Kinnuhandu, Nighandu, Panado Opamanna, dan Maatali kusir dewa. Cittaseno, Gandhabba, Nalo, Raja Janesabho selanjutnya Pancasikha dan Suryavaccasa putri timbaru bernama mereka ada juga para pemimpin danpara Gandhabbadatang denagn gembira kehutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.

11. Selanjutnya, para Naga datang dari Nabhasa, Vesala, Taccahka, Kambalassatera, Payaga bersama keluarga mereka, Pra naga dari Yamuna dan Dhatarattha yang termashur, Dan Maha Naga Eravana, datang ke hutan belukar. Raja Naga yang menakutkan dan Burung-burung surgawi Dija yang bermata tajam yang masing-masing bernama Citta dan Supanna telah terbang ke hutan Raja Naga yang baik Burung Supanna terlindung karena Sang Buddha dengan kata-kata lemah lembut, Naga dan Supanna beriringan berlindung pada Sang Buddha. Vajira si tangan penakluk, para Asura dari Samudra, Vesavassa dan Bhataro yang sakti dan terpuji, para Kalakanjaka yang berbentuk manakutkan, Para Asura Danaveghasa, Vepacitti, Paharado dan Namuci Seratus putra Bali yang semuanya bernama Veroca yang merupakan Prajurit yang gagah perkasa, yang sesuai dengan leluhur mereka. Dan Rahu berkata : “Semoga semua yang berkumpul dalam hutan berbahagia karena adanya pertemuan para bhikkhu.

12. Para dewa Apo, Pathavi, tejo, dan ayo datang di situ Dewa Soma, Yasasa dan Varuna yang disertai para Varuni. Dewa yang terlahir karena Metta dan Karuna nanterpuji, Mereka semua dalam sepuluh kelompok dengan tubuh yang berbeda-beda. Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang Datang dengan gembira kehutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.

13. Para dewa Venhu, Sahali, Asma, Yama kembar, Dewa canda dan penghuni bulan, Dewa surya dan para penghuni matahari, Dewa Nakkhatta dan para penghuni planit-planit, Dewa manda dan para penghuni awan, Dewa Sakka Purindada, dewa vesu disertai Vasuna pengikutnya, Mereka semua dalam sepuluh kelompok dengan tubuh yang berbeda-beda. Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang, Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.

14. Selanjutnya, Dewa Sahabhu dengan sinar menyala bagaikan api membara Dewa Arittaka, Roja yang bagaikan bunga Umma, Dewa Accuta, Anejaka, Varuna dan Sahadhamma, Dewa Suleyya, Rucira dan Vasavanessino juga datang mereka semua dalam kelompok dengan tubuh yang berberda-beda Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.

15. Para dewa Samana, para Dewa Maha Samana, para Dewa Manusa
-Para Dewa Manusuttama, para Dewa Khidda-padusika.
-Para Dewa Mano-padusika.
-Para Dewa Lohita-vasino, para Dewa Harayo
-Para Dewa Paraga dan para Dewa Mahaparaga yang terpuji
-Meraka semua dalam sepuluh kelompok dengan tubuh yang berbeda-beda, Sakti, perkasa, menarik dilihat dan gemilang datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.

16. Para Dewa Sukka, Karumha, Aruna, Veghanasa, Odatagayha, Dewa Vicakkhana sebagai pemimpin, dan Misaka, Pajjunoyang menggelegar datang dan menghujani empat penjuru, Mereka semua dalam sepuluh kelompok dengan tubuh yang berbeda-beda. Sakti,perkasa, menarik, dilihat dan gemilang datang dengan gembira kehutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.

17. Para Dewa Khemiya, Tusita, Yama, Katthaka yang terpuji Para Dewa Lambitaka, Lama-settha, Joti-nama dan Asava Para Dewa Nimmmanarati dan Paranimmitavasavati, Mereka semua dalam sepuluh kelompok dengan tubuh yang berbeda-beda. Sakti, perkas, menarik dilihat dan gemilang Datang dengan gembira ke hutan belukar untuk menyaksikan pertemuan para bhikkhu.

18. Keenam puluh kelompok para dewa ini datang dengan bentuk yang berbeda-beda, Sesuai dengan nama dan kedudukan mereka, Dan mereka disertai yang lain-lain, dengan bentuk mereka masing-masing berkata : “Dia yang telah terbebas dari kelahiran, yang telah menghancurkan semua penghalang, yang telah melintasi arus (kehidupan ) yang tanpa kekotoran batin, kepada nya kami datang. Dia yang berada di atas arus dan nan suci, bagaikan bulan yang menyinari kegelapan.

19. Lebih lanjut, Dewa Subrahma, Paramatto dan putra-putra yang sakti dan Tissa Sanamkumara datang ke tempat pertemuan di hutan, Maha Brahma dari seribu alam Brahma, muncul di situ dengan sangat gagah perkasa dan cemerlang, cakap sekali, gemilang dan termashur. Sepuluh pemimpin-pemimpinnya yang menguasai alam Brahma juga datang, disertai oleh Harito yang berpakaian lengkap di tengah-tengah mereka.

20. Mereka semua datang disertai Dewa inda (sakka ) dan Brahma. Pasukan Mara pun datang, juga kanha yang bodoh : “Marilah, tangkap dan ikatkan ini untukku, biarkanlah mereka semua dikuasai nafsu inderia ! Kepunglah mereka semua dari berbagai penjuru dan jangan biarkan siapapun yang terlepas!:” Demikianlah panglima memerintahkan pasukan hitamnya (Kanha ) “Dan dengan telapak tangannya yang dipukulkan ke tanah dan menyebabkan tanah bergetar bagaikan halilintar bergelegar bersama kilat dan hujan lebat. Kemudian ia mundur dengan gusar, tapi tanpa tenaga dan tak sanggup berreaksi lagi.

21. Dan Sang Cakkhuma 1) dengan penglihatannya yang terang, mengetahui dan mengerti semua apa yang terjadi. Lalu Sang Guru bersabda kepada siswa-siswa yang menyenangi kata-katanya : “Para Bhikkhu ketahuilah, “Pasukan Mara datang!” Mereka telah mendengar Buiddha Sasana, semuanya waspada. Si jahat mundur karena mereka telah melenyapkan nafsu inderia dan tidak ada sehelai rambut pun yang berdiri di tubuh mereka. (Lalu Mara berkata ); “Mereka semua menang dalam pertempuran, karena tidak ada ketakutan lagi yang menguasai mereka, dan telah melenyapkan semuanya. Pengikutnya yang termashur, terkenal sampai jauh dan luas. Sekarang mereka bergembira dengan segala sesuatu yang ada.”